Sebuah peristiwa langit populer
akan segera datang menjelang pada Sabtu 4 April 2015 Tarikh Umum (TU) besok.
Peristiwa tersebut adalah Gerhana Bulan Total 4 April 2015. Dalam peristiwa itu
tiga benda langit dalam tata surya kita yakni Matahari, Bumi dan Bulan akan
terletak dalam satu garis lurus bila ditinjau dari ketiga sumbu koordinat
(sumbu X, sumbu Y dan sumbu Z) dengan Bumi berada di tengah-tengah. Astronomi
menyebut kesejajaran ini sebagai syzygy. Tentu, Bulan yang dimaksud di sini
adalah Bulan yang sebenar-benarnya Bulan. Bukan asteroid Cruithne yang kerap
disangka sebagai Bulan seolah-olah (meski sesungguhnya bukan) ataupun Bulan
sementara (satelit alamiah tangkapan sementara).
Karena Bumi berada di
tengah-tengah secara proporsional, ia menghalangi pancaran cahaya Matahari yang
seharusnya jatuh ke permukaan sisi dekat Bulan yang normalnya menghasilkan
Bulan purnama. Halangan itu menciptakan dua jenis bayangan, yakni bayangan
tambahan/samar (penumbra) dan bayangan inti (umbra). Saat gerakan Bulan
membuatnya memasuki zona bayangan samar, maka fase penumbra pun terjadi. Fase
ini ditandai dengan sedikit berkurangnya cahaya Matahari yang jatuh ke Bulan
sehingga Bulan akan sedikit meredup, di atas kertas. Dalam praktiknya amat
sulit untuk bisa mendeteksi sedikit meredupnya Bulan pada saat fase penumbra
secara kasat mata, kecuali jika kita dibantu dengan instrumen perekam yang
memadai. Selanjutnya saat gerakan Bulan membawanya kian jauh hingga memasuki
zona bayangan inti, maka fase umbra terjadilah. Dalam fase umbra, jumlah cahaya
Matahari yang mengenai permukaan Bulan berkurang cukup signifikan. Sehingga
Bulan yang seharusnya sedang bulat bundar penuh dalam fase purnamanya secara
berangsur-angsur akan menggelap sebagian hingga menjadi seperti Bulan sabit.
Dalam puncak fase umbra dimungkinkan Bulan akan benar-benar kehilangan hampir
seluruh cahaya Matahari yang harusnya mengenainya akibat terblokir cakram Bumi.
Situasi tersebut dinamakan fase totalitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar